susu

buat ibuk2 yang baru punya balita ni ya, susu bisa jadi masalah sensitip banget.

Buat saya, si ating bisa lepas dari botol susu di usia ke tiga itu sudah luar biasa banget. Sebagai gantinya, saya berikan susu uht. Itu pun saya berikan setelah serangkaian riset dan mengumpulan data lewat mbokde google *hayah*. Secara logika pun, sebenarnya bisa dengan mudah disimpulkan bahwa susu bubuk itu dipertanyakan keutuhan kadar gizinya. Lha wong dari cair dijadikan bubuk. Ya pastinya si susu harus melewati serangkaian prosedur yang cukup membahayakan bagi si susu.

Memang sih, kalau lihat iklan-iklan susu formula yang gegap gempita menjanjikan anak anda cerdas kalau minum susu itu, bisa bikin orang tertarik tanpa merasa perlu mericek lagi. Buat saya, susu ya cuma susu. Bukan superfood. Anak saya ga bakalan jadi pinter cuma karena minum susu. Saya lebih senang liat anak saya lahap makan sayur dan buah. Saya mengurangi jatah susu anak saya bukan karena pelit, tapi karena dia lebih banyak makan sayur, buah dan keju. Saya pilih susu uht bukan karena malas cuci botol dan cuma pengen praktis, tapi saya justru memikirkan kesehatan anak saya. Saya ga kepingin thh, punya anak super jenius. Saya cuma kepingin anak saya tumbuh dengan sehat dan gembira. Dan itu adalah tugas saya untuk mengarahkan anak saya. Bukan peran si susu.

Saya tau, kadang saya terlihat sangat cuek dan ga perdulian. Tapi untuk anak saya, saya berusaha memberikan yang terbaik. Saya benci setengah mati pada diri saya, bahkan sampai sekarang, kalau mengingat saya tidak bisa melindungi anak saya dari jahatnya susu formula. Rumah sakit tempat saya melahirkan, mencekoki bayi saya dengan susu formula mahal karena alasan saya tidak bisa menyusui karena melakukan operasi caesar.

Leave a comment